PADANG, HARIANHALUAN.COM–Terkait dengan biaya pembangunan landmark di Gunung Padang yang menghabiskan biaya Rp6,3 Miliar, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kota Padang melalui Kepala Bidang Bina Marga Hendri Zulviton mengatakan, besarnya anggaran karena lokasi pengerjaan yang berada di atas gunung dengan kemiringan 90 derajat.
Selain itu, yang membuat mahalnya pembangunanlandmark tersebut juga karena DPUPR harus membuat jaringan listrik dan bawah ke atas. Kemudian tembok penahan dan pengerjaan kabel bawah tanah.
“Ada delapan tiang listrik lengkap dengan panel dan jaringan untuk menghidupkan lampu LEDlandmark tersebut,”jelas Hendri Zulviton kepada harianhaluan.com, Selasa (13/12).
Ditambahkannya, apalagi pengerjaan tersebut yang digali adalah batu andesit, batu cadas, dan batu karang yang sulit untuk dikerjakan. Tak hanya itu, konstruksi yang digunakan untuk landmark juga baja.
“Kami lapisi dengan ACP bagian belakang dan samping. Bagian depannya dipasangi acrlic, pakai LED dan lampu sorot. Ketahanan landmark bisa mencapai puluhan tahun,”sebut Hendri.
Menurut Hendri Zulviton, ketinggian huruf landmarktersebut mencapai hampir 10 meter sama dengan bangunan tiga lantai. Jika tidak ada kendala, pembangunan landmark akan selesai 31 Desember, yang sudah dimulai semenjak 5 Juli 2017.
“Bayangkan sulitnya medan yang ditempuh untuk pembangunan landmark ini. Susah naik keatas, ada lebih kurang 400 ton material yang harus diangkut keatas,”sebutnya.
Ditambahkannya, anggaran tersebut sudah dirasakan pas untuk membangun landmark di Gunung Padang tersebut. Ia menegaskan tidak ada anggaran yang dibesarkan jumlahnya.
“Perencanaanya pakai konsultan kok, dan lelang juga terbuka,”kata Hendri.