Padang, (Antara Sumbar) – Lambatnya perbaikan infrastruktur jalan yang akan dilewati pebalap menjadi sorotan utama dalam evaluasi pelaksanaan Tour de Singkarak (TdS) 2017 karena hampir saja membuat salah satu rute dibatalkan.
Wakil Gubernur Sumbar, Nasrul Abit mengatakan waktu perbaikan jalan nasional oleh Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) Wilayah II sangat mepet dengan jadwal pelaksanaan TdS. Akibatnya, hingga balapan etape I digelar, ruas jalan etape VI masih dalam pengerjaan.
Ia mengatakan hal seperti itu harus menjadi catatan khusus panitia dan pemerintah daerah agar bisa diantisipasi pada Tour de Singkarak (TdS) 2018. Jangan sampai ada etape yang gagal karena jalan yang tidak siap.
Selain itu ketersediaan hotel bertaraf internasional, terutama untuk kabupaten atau kota yang berniat menjadi Grand Start juga harus menjadi pembahasan. Setidaknya ada solusi, seperti kerjasama dengan daerah terdekat yang memiliki hotel sesuai standar sehingga jarak tempat istirahat pebalap dengan lokasi star tidak terlalu jauh.
Tour de Singkarak (TdS) 2017 digelar pada 18-26 November 2017 melibatkan 18 kabupaten dan kota di Sumbar, minus Mentawai.
Sejumlah persoalan ditemui dalam pelaksanaan tersebut terutama kesiapan jalan dari Solok menuju Solok Selatan yang ditetapkan sebagai etape VI.
Sempat hampir dibatalkan, ruas jalan itu akhirnya selesai saat etape I telah berlangsung. Pada TdS 2017 tercatat 20 tim dari 30 negara berpacu melewati 9 etape dengan total jarak 1.097 kilometer dan memperebutkan hadiah sebesar Rp3 miliar.
Mengangkat tema “The Biggest Sport Tourism”, balapan sepeda yang memadukan antara olahraga dan pariwisata ini telah masuk dalam kalender Union Cycling International (UCI) pada kategori Asia Tour
Dimas Setiawan