Jakarta, CNN Indonesia — Partai Gerindra menilai mustahil bagi ketua umum Prabowo Subianto berduet dengan Joko Widodo di Pemilihan Presiden 2019. Keduanya diklaim memiliki perbedaan prinsip dalam mengelola negara.
Wakil Ketua Umum DPP Gerindra Ferry Juliantono mengatakan, Gerindra sampai saat ini masih optimis Prabowo akan maju sebagai calon presiden dalam Pilpres 2019.
Ferry menerangkan, mustahilnya duet Jokowi-Prabowo karena ada perbedaan dalam prinsip mengelola negara.Jokowi sangat berpihak kepada negara asing dan mengesampingkan kemampuan masyarakat dalam mendukung segala programnya. Cara Jokowi itu, bertolak belakang dengan prinsip yang dipegang oleh Prabowo.
Hal lain yang membuat sulit duet Jokowi-Prabowo adalah pergeseran perilaku pemilih. Ferry menilai kualitas pemilih saat ini lebih berorientasi pada nilai ketimbang uang.
Sikap pemilih yang seperti itu diyakini lebih memberi peluang bagi Prabowo terpilih menjadi presiden di Pilpres tahun 2019 sehingga sulit untuk menduetkan mantan Danjen Koppasus itu dengan Jokowi.
Wacana duet Jokowi-Prabowo muncul dari hasil survei lembaga Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) yang dirilis kemarin, Selasa (2/1).
SMRC dalam hasil surveinya menyatakan bahwa responden menyambut baik opsi duet Presiden Joko Widodo dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di Pilpres 2019.
Dari survey SMRC, Direktur Utama SMRC Djayadi Hanan mengatakan sebanyak 67 persen atau mayoritas responden setuju bila Prabowo dijadikan Cawapres mendampingi Jokowi. Sementara hanya 28,4 persen yang setuju jika Prabowo menduduki posisi calon presiden dan Jokowi sebagai calon wakil presiden.
Ferry menyatakan partainya tidak percaya dengan hasil survei SMRC tersebut.
Dalam menangkap kehendak publik, kata Ferry, Gerindra memiliki lembaga survei internal yang hasilnya dianggap lebih valid daripada SMRC dan lembaga survei lainnya.
Dimas Setiawan
www.pronewsfm.com