Banjir kali ini mengingatkan kembali warga Filipina terhadap Topan Ketsana, yang menewaskan ratusan orang di Metro Manila pada 2009.
“Ketinggian air terus meningkat,” ujar Wali Kota Marikina, Marcelino Teodoro, kepada radio DZBB.
Seperti dikutip The Straits Times, Kepolisian Filipina menyebut lebih dari 9.000 orang dievakuasi di Quezon City, Valenzuela, Manila, Malabon dan Pasig.
Air di beberapa wilayah meluap hingga ke ketinggian sekitar 70 sentimeter, yang membuat jalan raya tidak dapat dilalui kendaraan. Pintu air di beberapa waduk terpaksa dibuka karena sudah meluap.
Jasa transportasi kereta api dihentikan dan sejumlah sekolah di Manila ditutup. Di provinsi Cavite dekat Manila, sebuah jembatan yang digunakan sebagai jalan pintas menuju area wisata roboh.
Filipina, salah satu negara rentan dilanda bencana alam, didatangi sekitar 20 siklon pada setiap tahunnya.
Pada September 2009, Ketsana menjatuhkan hujan deras berkapasitas satu bulan dalam waktu satu hari di Manila. Karena curahan air terlalu besar, banjir masif pun tak terhindarkan.
Lebih dari 4,9 juta warga Filipina terkena imbas Ketsana, badai yang menewaskan sedikitnya 462 orang dan menimbulkan kerugian hingga 11 miliar peso.