Serikat Pekerja Semen Padang Belum Pastikan Revisi Sikap Atas SK Struktur Manajemen SI Group

Serikat Pekerja Semen Padang Belum Pastikan Revisi Sikap Atas SK Struktur Manajemen SI Group

PADANG – Serikat Pekerja Semen Padang (SPSP) lemah tanggap terhadap rencana strategis pihak Manajemen PT Semen Indonesia (PTSI) menjadikan PT Semen Padang (PTSP) sebagai target pemangkasan jumlah karyawan. Berbeda dengan Serikat Karyawan Semen Tonasa (SKST) yang dengan tegas mengajukan empat poin tuntutan termasuk akan melakukan aksi jika PTSI memaksakan SK Struktur Manajemen SI Group, SPSP justru menyatakan mendukung segala upaya yang dilakukan PTSI.

SK Struktur Manajemen SI Group menghapus direktorat komersial sehingga hanya ada tiga direksi, yakni direktur utama, direktur keuangan dan SDM serta direktur produksi. Dukungan SPSP terhadap struktur manajemen baru tersebut dilayangkan pada tanggal 21 Desember 2017.

Dikonfirmasi melalui ponselnya hari ini, Ketua Umum SPSP Sumarsono, ST, SE, MM, mengatakan pihaknya belum akan merevisi sikap, karena rapat lengkap ternyata baru akan dilaksanakan pada tanggal 2 Januari 2018, setelah surat aspirasi dilayangkan. Apakah rapat lengkap tersebut akan merevisi sikap terhadap PTSI seperti SKST yang menolak dengan ancaman aksi pula, Sumarsono mengatakan, “Tergantung aspirasi dari anggota.”

Dalam pengambilan sikap, SPSP terkesan gamang dan tidak koordinatif. Surat aspirasi dilayangkan sebelum rapat lengkap tentang sikap malah belum digelar.

Informasi yang dihimpun dari anggota sendiri pun menunjukkan lemahnya organisasi SPSP. Mereka tidak update dengan situasi yang berkembang, sehingga misalnya ke mana arah kebijakan PTSI dengan kebijakan-kebijakannya tidak tersosialisasi dengan baik. “Kami malah tidak tahu menahu bahwa biaya produksi Semen Padang yang lebih mahal dampaknya bisa berujung kepada keberadaan tenaga kerja,” ujar salah satu anggota SPSP.

Saat ini dalam perspektif bisnis PTSI holding company padat karya seperti PT Semen Padang sangat jelas terancam jadi sasaran efisiensi. Penghilangan struktur direktorat komersial menandakan dengan sangat jelas.

Desri Ayunda, mantan sekretaris perusahaan PTSP dalam diskusi dengan beberapa elemen nagari dinihari (Sabtu/30/12) mengungkapkan dari cost produksi produk PTSP jelas kalah bersaing, “Karena faktor biaya transportasi dan penambangan bahan baku yang tidak efisien, yang di sini dilakukan oleh perusahaan sendiri,” katanya.

Dan menurutnya masuk akal nanti pabrik semen pertama di Indonesia ini akan dijadikan unit usaha yang hanya akan memproduksi produk dengan label Semen Indonesia. “Penghapusan direktorat komersial sudah jelas arahnya ke mana, PTSP tidak lagi menjual semen,” ujarnya.

Desri menambahkan apa yang saat ini terjadi pada Semen Padang yang berdampak pada penurunan laba dari Rp800 milyar per tahun menjadi hanya Rp80 milyar untuk rekap tahun 2018 tidaklah hal mencengangkan. “Kita sudah memprediksisebentar lagi akan menjadi sebuah unit usaha yang dikepalai seorang setingkat GM. Dan untuk inilah dulu kenapa kita berjuang untuk spin off,” katanya.

Ia juga menambahkan bahwa diprediksi pada rekap tahun 2019 PTSP mulai merugi. “Memang pabrik baru terus dibangun, tapi lahir adiknya, kakaknya dimatikan,” ujarnya.

Tak ditampik Desri yang juga pernah menjabat dirut di beberapa anak perusahaan PTSP bahwa pengurangan anggaran departemen SDM akan berimbas terancamnya tenaga kerja.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

+ 59 = 64