Pantauan BPS, Harga Beras Merangkak Naik Sejak Juli 2018

Pantauan BPS, Harga Beras Merangkak Naik Sejak Juli 2018Kepala BPS Suhariyanto menyatakan bahwa harga beras di tingkat grosir dan pengecer naik. (CNN Indonesia/Yuliyanna Fauzi)

 

 

 

 

Jakarta, CNN Indonesia — Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengatakan berdasarkan pantauan lembaganya harga beras pada Juli 2018 mulai naik. Temuan BPS menunjukkan bahwa harga beras rata-rata di tingkat grosir naik tipis 0,24 persen dan harga beras di tingkat eceran naik 0,02 persen.

Kenaikan harga jual beras tersebut sudah terlihat di tingkat penggilingan.

Untuk beras premium, di tingkat penggilingan naik 0,82 persen menjadi Rp9.105 per kilogram (Kg), beras medium naik 0,68 persen ke angka Rp9.198 per kg.

Meskipun demikian Suhariyanto mengatakan bahwa kenaikan tersebut tak berdampak besar ke inflasi Juli. Inflasi bahan makanan Juli yang sebesar 0,86 persen lebih dipengaruhi kenaikan harga ayam ras dan telur ras.

“Meski ada kenaikan, tapi harga beras ini kami anggap tetap stabil karena tidak berpengaruh ke inflasi Juli 2018,” ujar Suhariyanto, Rabu (1/8).

Suhariyanto juga mengatakan bahwa kenaikan beras tersebut juga berbanding terbalik dengan harga Gabah Kering Panen (GKP) yang turun.

Tercatat di tingkat petani, harga GKP turun 0,38 persen menjadi Rp4.633 per kg dan di tingkat penggilingan turun 0,48 persen menjadi Rp4.716 per kg.

Menurut Suhariyanto, penurunan GKP tersebut telah berdampak ke nilai tukar petani (NTP).BPS mencatat, NTP tanaman pangan untuk Juli 2018 turun 0,62 persen.
Penurunan tersebut membuat kemampuan petani untuk menukar hasil produksinya dengan kebutuhan produksi dan konsumsinya tidak lebih baik dibanding tahun kemarin.

“Tapi setidaknya NTP di tanaman pangan ini masih lebih baik dari NTP perkebunan rakyat yang turun 1,88 persen karena harga tembakau, kelapa sawit, cengkeh, dan kopi turun,” paparnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

4 + = 6