
PADANG, HARIANHALUAN.COM – Keputusan Marlis mendukung upaya pemecatan Oesman Sapta Odang (OSO) dari jabatan Ketua Umum DPP Hanura, berentet Panjang. Marlis didepak dari kursi Ketua DPD Hanura Sumbar oleh OSO. Marlis digantikan Marzul Veri, Ketua Bina Wilayah Sumbar dan Jambi.
Pemecatan Marlis oleh OSO tertuang dalam Surat Keputusan Nomor 358 yang dibuat pada 14 Januari. Marlis disebut melanggar AD/ART partai. Dalam surat, OSO juga mengintruksikan agar Marzul Veri sebagai Plt Ketua DPD Hanura Sumbar untuk segera melakukan Musyawarah Daerah Luar Biasa (Munaslub), paling lama tiga bulan setelah surat dikeluarkan.
“Memberhentikan Marlis sebagai Ketua DPD Partai Hanura Sumbar, dan mengangkat Marzul Veri sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Ketua DPD Hanura Sumbar,” tulis OSO dalam surat yang ditandatanganinya bersama Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Berny Tamara.
Marlis yang dihubungi Haluan belum mau berkomentar terkait pemecatannya oleh OSO. “Saya memilih untuk tidak berkomentar dulu. Sekarang sedang rapat. Nanti ada waktunya untuk berkomentar,” terang Marlis, Senin malam.
Marlis memang berada dalam barisan yang mendukung keputusan pemecatan Oesman Sapta Odang (OSO) dari jabatan Ketua DPP Hanura. Menurut Marlis, pemecatan itu merupakan puncak dari ketidakpuasan internal yang telah berlangsung semenjak Oesman Sapta Odang menjabat Ketua DPP Hanura. Sementara, Marzul Veri sebaliknya.
“DPD dan DPC memang sepakat dengan pemecatan. Semuanya sejalan dengan 27 provinsi lainnya. Hal ini merupakan puncak dari keresahan dan ketidakpuasan yang terjadi selama ini,” katanya saat dihubungi Haluan, Senin (15/1) di Padang.
Lanjut Marlis, sejak dinakhodai Oesman Sapta Odang, Hanura tidak lagi menunjukkan grafik yang meningkat, bahkan cenderung menurun. Bahkan, Hanura tidak mengambil bagian dalam Pilkada Kota Padang, padahal semua tahapan telah dilakukan.
“Kami juga tidak paham dengan sikap Pak Oesman yang tidak mau menandatangani Surat Keputusan (SK) para calon yang akan kami usung. Padahal nama calon itu telah kami seleksi. Ini juga kampung halamannya tapi dia tak mau bersikap sehingga kami di daerah jadi tidak jalan,” katanya.
Selain itu katanya, kepemimpinan Oesman Sapta juga tidak sejalan dengan semangat yang selama ini didengungkan dari awal partai berdiri hingga sebesar saat ini.
“Masa iya masih main ancam pecat dan ganti saja bagi yang tidak sejalan. Itu semua seharusnya sejalan dengan mekanisme yang ada, jangan main ganti main copot saja,” ujarnya.
Marlis berharap dengan pergantian pilot nantinya Partai Hanura akan semakin jaya ke depannya. “Partai ini harus tetap jalan, tapi bukan Pak Oesman Sapta pilotnya,” kata Marlis.